MAKALAH
FILSAFAT UMUM
“LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT
KARAKTERISTIK DAN METODE FILSAFAT”
Dosen Pengampu : Amin Efendi, M.Pd.I
DAND
Di susun oleh :
FEBRIAN FRISTIANDA (1283021)
JURUSAN: TARBIYAH
SEMESTER : I
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
1433 H/ 2012 M.
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayahnya kepada penulis
sehingga penulis dalam menyelesaikan makalah ilmu pendidikan islam ini sehingga
bisa berjalan tanpa adanya hambatan yang di luar kemampuan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam makalah
ini, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Saran dan kritik yang
konstruktif sangat penyusun harapkan guna penyempurnaan makalah ini, dan yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap makalah ini
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Metro, September 2012
Penyususn
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... .... i
KATA PENGANTAR...................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. .... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A.
Latar Belakang Munculnya Filsafat................................................ 2
B.
Karakteristik dan Metode Filsafat................................................... 3
1.
Karakteristik Filsafat ................................................................. 3
2.
Metode Filsafat ......................................................................... 3
BAB III PENUTUP........................................................................................... 5
A. Simpulan............................................................................................... 5
B. Saran..................................................................................................... 5
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Filsafat adalah studi yang mempelajari
seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia kritis. Filsafat adalah induk
pengetahuan. Filsafat disebut dengan induk kalimat pengetahuan karena memang
filsafatlah yang telah melahirkan segala ilmu pengetahuan yang ada.
Kehadirannya yang terus menerus disepanjang peradaban manusia
telah memberi kesaksian yang meyakinkan tentang betapa pentingnya filsafat bagi
manusia.
Filsafat disebut sebagai suatu ilmu pengetahuan yang
bersifat eksistensial, artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita
sehari-hari. Bahkan justru filsafatlah yang jadi motor penggerak kehidupan kita
sehari-hari, sebagai manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam
bentuk sesuatu masyarakat atau bangsa.
Filsafat adalah merupakan salah satu disiplin ilmu yang
sangat mendasar, sehingga semua disiplin ilmu yang lain akan membutuhkan
pijakan filsafat. Dengan demikian, kajian ilmiah yang terdapat dalam ilmu pengetahuan
akan ditemukan hakikat, seluk beluk, dan sumber pengetahuan yang mendasarinya.
Untuk itu sebagai manusia yang harus mencari kebenaran, perlu
bahwasanya untuk mengetahui lebih jelas tentang filsafat. Berikut adalah
pembahasan mengenai ciri-ciri filsafat dan pembagiannya. Bagaimanakah sifat
filsafat sebenarnya, dan apa yang menjadi ciri umum dalam filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Munculnya Filsafat
Secara etimologis, filsafat berasal dari beberapa
bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris, yaitu “philosophy”, sedangkan dalam bahasa
Yunani, “philen” atau “philos” dan “sofein” atau “sophi”. Ada
pula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu “falsafah” yang artinya al-hikmah. Akan
tetapi, kata tersebut pada awalnya berasal dari bahasa Yunani. “philos” artinya cinta, sedangkan “Sophia” artinya kebijaksanaan.[1]
Oleh karena itu filsafat dapat diartikan dengan cinta
kebijaksanaan yang dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-hikmah. Para ahli
filsafat disebut dengan filosof, yakni orang yang mencintai atau mencari
kebijaksanaan atau kebenaran. Filosof bukan orang yang bijaksana atau
berpengaruh benar, melainkan orang yang sedang belajar mencari kebenaran dan
kebijaksanaan.
Filsafat pertama
kali muncul di Yunani, Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof
ialah Thales dari Mileta. Filosof-filosof Yunani yang terbesar yaitu Socrates,
Plato, dan Aristoteles. Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di
Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Israel atau
Mesir. Jawabannya di Yunani tidak seperti di daerah lain-lainya tidak ada kasta
pendeta sehingga orang lebih bebas.
Munculnya filsafat ditandai dengan runtuhnya mitos-mitos
dan dongeng-dongeng yang selama itu menjadi pembenaran terhadap setiap gejala
alam. Manusia pada waktu itu melalui mitos-mitos mencari keterangan tentang
asal-usul alam semesta dan tentang kejadian yang berlangsung di dalamnya.
Ada dua bentuk mitos yang berkembang pada waktu itu,
yaitu mitos kosmogonis yaitu mitos yang mencari tentang asal usul alam semesta,
dan mitos, kosmologis yaitu mitos yang berusaha mencari keterangan tentang asal
usul serta sifat kejadian di alam semesta. Meskipun memberikan jawaban-jawaban
tersebut diberikan dalam bentuk mitos yang lolos dari control akal (rasio).
Cara berfikir seperti itu berlangsung sampai abad ke-6
sebelum masehi, sedangkan sejak abad ke-6 masehi orang mulai mencari
jawaban-jawaban rasional tentang asal-usul dan kejadian alam semesta.
Pencarian kebijaksanaan bermakna menyelusuri hakikat dan
sumber kebenaran. Alat untuk menemukan kebijaksanaan adalah akal yang merupakan
sumber primer dan berfikir. Oleh karena itu, kebenaran filosofis tidak lebih
dari kebenaran berfikir yang rasional dan radikal.
Dalam ilmu filsafat yang identik dengan
pertanyaan-pertanyaan yang kemudian Filsafat
selalu mencari jawaban-jawaban, sekalipun jawaban-jawaban yang ditemukan tidak
pernah abadi. Oleh karena itu filsafat tidak pernah selesai dengan satu
pertanyaan dan satu jawaban dan tidak pernah sampai pada akhir sebuah masalah.
Masalah-masalah filsafat tidak pernah selesai karena itulah memang sebenarnya
berfilsafat.
B. Karakteristik
dan Metode Filsafat
1.
Karakteristik Filsafat
Karakteristik berpikir filsafat yang
pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu
hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Ingin melihat hakikat ilmu dalam pengetahuan
yang lainnya, ingin mengetahui kaitan ilmu dengan moral, kaitan ilmu dan agama,
dan ingin meyakini apakah ilmu itu membawa kebahagiaan kepada manusia.[2]
Sifat berfikir filsafat yang kedua
adalah mendasar, artinya setiap ilmu yang ada tak lagi dipercaya sebagai kebenaran.
Kebenaran di pertanyaan (spekulatif) yang sistematis berfikir secara runtut,
logis, dan bertanggung jawab.
2.
Metode Filsafat
Karena objek filsafat meliputi segala
yang ada, dan yang mungkin tidak ada, dan juga karna filsafat merupakan suatu
induknya ilmu dari cabang-cabang ilmu pengetahuan yang ada serta mengingat isi
filsafat adalah buah pikiran filosuf dan isi filsafat sangat luas, keluasannya
disebabkan cabang pengetahuan yang tertua. Untuk memudahkan mempelajari
filsafat ada tiga metode mempelajari filsafat, yaitu:
a.
Metode
Sistematis,
Metode ini digunakan untuk membahas langsung isi
persoalan dari filsafat dengan tidak mementingkan urutan zaman penganjurnya
masing-masing. Misalnya dalam bidang logika hanya dipersoalkan mana yang benar
dan mana yang salah menurut pertimbangan akal, bagaimana berfikir yang benar
dan bagaimana cara berfikir yang salah.
b.
Metode Historis,
Metode historis ini digunakan bila orang ingin
mempelajari perkembangan aliran-aliran filsafat sejak dulu hingga sekarang.
Dalam metode historis ini dikemukakan riwayat hidup tokoh-tokoh filsafat yang
terkenal serta bagaimana timbulnya paham (aliran) filsafatnya dengan segala
persoalannya, bagaimana pendapatnya tentang logika, etika dan tentang
keagamaan.
c.
Metode Kritis,
Metode ini digunakan oleh mereka yang mempelajari
filsafat tingkat atas, pembicaraan filsafat dimulai dengan pendekatan
sistematis dan historis, langkah awal dimulai dengan memahami isi ajaran,
kemudian dicoba mengajukan kritik.[3]
Menurut Juhaya S. Pradja, Metodologi
filsafat ada tiga, yakni: (1) , metode deduksi, yakni suatu metode berpikir
yang menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum kemudian diterapkan pada
sesuatu yang bersifat khusus;(2) metode induksi, metode berfikir dalam menarik
kesimpulan dari prinsip khusus kemudian diterapkan pada sesuatu yang bersifat
umum; (3) metode dealektika, yakni metode berfikir yang menarik kesimpulan
melalui tiga tahap atau jenjang yakni tesis, antithesis, dan sintesis.
Para filosof telah berusaha menyusun
sebuah metode untuk mendapatkan pengakuan universal, ataupun mempertahankan
kelayakan filsafat sebagai sebuah disiplin ilmu, Plato membahas filsafat dengan
metode dealekti, yaitu dua orang yang berdialog saling melemparkan pertanyaan
yang diperoleh atas dasar metode dealektik bertanya dan menjawab ini, secara
berangsur-angsur mengurangi keraguan ataupun ketidakjelasan atas suatu hal.
Metode pengkajian filsafat dapat juga menggunakan metode
intuitif atau intuition (Inggris) dan
intueri-intuitus (Latin). maksutnya
adalah in (pada)dan tueri (melihat atau menonton). Secara terminologis,
intitusi yaitu pemahaman, pengenalan, pengliatan, atau penangkapan (aprehensi) terhadap suatu kebenaran
secara langsung tanpa melalui inferensi (penyimpulan). Metode ini sangat
berbeda secara diametis dengan metode empiris dan rasionalistik yang
penggunaanya melalui pengamatan dan pengalaman secara langsung.
Metode keritis-transendental
yang sering digunakan dalam kajin filsafat adalah metode yang merupakan
analisis kriteriologis yang berpangkalan pada pengertian objektif. Metode ini
digunakan oleh Imanuel Kant. Kant juga menerima nilai objektif ilmu-ilmu positif karena ia dapat
menghasilkan kemajuan hidup sehari-hari. Kant juga menerima nilai objektif
agama dan moral, sebab ia memberikan kemajuan dan kebahagian. pengertian itu
disebutnya sebagai sintetis-apriori.
BAB III
KESIMPULAN
Setelah membuat makalah ini penyusun menyimpulkan bahwa
filsafat itu memiliki banyak metode pembelajaran, dengan belajar sejarah
filsafat seseorang akan lebih arif dan bijaksana dalam memandang dunia karena telah
memiliki cara pandang yang baik dan luas, belajar filsafat juga merupakan
bentuk latihan untuk berfikir lebih serius dan kritis.
Filsafat merupakan pengetahuan tentang cara berfikir
kitis, berfikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya sampai melampaui fisik
(nyata). Dan dapat mengetahui kehidupan dimasa Yunani kuno abad ke-6 sebelum
masehi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Filsafat umum,
Bandung, PT RemajaRosdakarya, 2009.
Atang Abdul Hakim, Filsafat
Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Mad Jalil, Filsafat Umum,
Metro, 2008.
Rizal Mustansyir, Filsafat
Ilmu, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001.
TERIMA KASIH .. .
BalasHapusSam_sama, terimakasih telah singgah. Semoga bermanfaat.
HapusMakasih ya. Sangat bermanfaat tulisannya.
BalasHapus