MAKALAH
DISUSUN UNTUK
MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SELEKTA PENDIDIKAN
Dosen Pengampu
:
AGUSWAN
KHOTIBUL UMAM, M.Ag
Disusun oleh
kelompok 9:
Ilham Fauzi (1283341)
Febrian
Frestianda (1283021)
Dani Setiawan (1282491)
Taufiq Ismail (1284871)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN)
JURAI SIWO
METRO LAMPUNG
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat taufik dan hidayah – Nya sehingga Penulisan Makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah saya ini berjudul “ Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Islam
Penulis menyadari
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan
penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari
Dosen Pembimbing bapak serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat
menjadi bahan pertimbangan dan meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.
Wassalam,.......
Metro, 4 November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN..............................................................................
BAB
II PEMBAHASAN...............................................................................
BAB III KESIMPULAN...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat sejumlah alasan mengapa Islam
mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu, Islam datang ke dunia bukan
dalam ruang hampa, melainkan dalam keadaan dan situasi yang kacau, seperti
masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, hukum, dan lain sebagainya. Agar
tidak terulang kembali sehingga perlu ada solusi untuk mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Islam
Konsep Islam
tentang pendidikan Anak Usia Dini, bersifat sitemik, yaitu konsep yang ada di
dalamnya terkandung beberapa komponen: visi, misi, tujuan, dasar, prinsip,
kurikulum, pendidik, strategi proses belajar mengajar, institusi, strategi,
sarana prasarana, pembiyaan, lingkungan, dan evaluasi, yang antara komponen
satu dengan komponen lainnya saling berkaitan dan hubungan secara fungsional.
1.
Visi: menjadikan pendidikan anak usia dini sebagai sarana yang
paling efektif dan strategis untuk membuat sumber daya manusia yang terbina
potensi basyariyah (fisik-jasmaninya), insaniyah
(mental-spiritual, rohani, akal, bakat, dan minatnya), al-naasyah (sosial
kemasyarakatan) secara utuh menyeluruh.
2.
Misi:
a.
Menjadika anak yang saleh dan salehah baik secara basyariyah,
insaniyah, dan al- anaasyah-nya.
b.
Menjadikan sebagai yang membahagiakan dirinya, agama, orang tua,
masyarakat, negara, dan bangsanya. Bukan menjadi anak yang menjadi musuh dan
bencana.
c.
Menjadikan anak yang beriman, bertaqwa, beribadah, dan berakhlak
mulia.
d.
Menumbuhkan, memngarahkan, membina, dan membibimbing seluruh
potensi dan kecerdasan anak: intelektual, spiritual, spasial, kinestesis,
sosial, etika, dan estetika.
3.
Tujuan: Membentuk anak yang
beriman, berakhlak mulia, beramal shaleh, berilmu ppengetahuan dan
berteknologi, berketerampilan, dan berpengalaman, sehingga ia menjadi orang
yang mandiri, berguna bagi dirinya, agamanya, orang tuanya, negara, dan agama.
4.
Prinsip: Al-Qur’an, Al-Sunnah, peraturan dan ketetapan
pemerintahan, tradisi dan kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Al-Quran,
dan Al-Sunnah.
5.
Prinsip: universal, holistik, keseimbangan, dinamis, adil,
egaliter, manusiawi, unggul, berbasis ilmu, dan riset, sesuai dengan fitrah,
sesuai dengan perkembangan zaman flrksibel, visioner, dan terbuka yang di
bangun atas dasar hubungan anatara manusia dan Allah .
6.
Kurikulum: a. Mengenal / mengimani Allah (akidah); b. Beribadah
kepada Allah (ibadah); c. Berbuat baik kepada sesama manusia, alam raya dan
makhlukAllah (akhlak); d. Mengenal dan mampu memanfaatkan alam ciptaan Allah
(ilmu pengetahuan dan keterampilan); e. Mengenal bakat dan minat dan
pengetahuan yang ada dalam dirinya. Hadis Rasulullah SAW. Yang menganjurkan
agar anak didik diajarkan berenang, memanah dan menunggang kuda, baik dalam
arti sesungguhnya ataupun kiasan.
7.
Strategi pembelajaran:
a.
Berbasis pada psikologi anak sesuai dengan perkembangan usianya
anak (usia 2-6 tahun). Pada masa ini, anak sudah dapat dididik baik fisik,
intelektual, emosianal, bahasa, sosial, bermain, dan kepribadiannya yang harus
di sesuaikan dengan perkembangan jiwanya. Untuk ini pengetahuan seperkembangan
jiwanya. Untuk ini pengetahuan secara mendalam tentang psikologis anak mutlak
diperlukan.
b.
Berbasis pada pandangan bahwa anak masih dalam keadaan lemah, belum
dapat menolong dirinya sendiri, butuh perlindungan, kasih sayang, belum dapat
bertanggung jawab, dan seterusnya.
c.
Berbasis pada pandangan bahwa anak bukanlah manusia dewasa yang
berbadan kecil, melainkan makhluk yang memiliki bakat, minat, kecenderungan dan
lainnya yang belum tergali.
d.
Berbasis pada pandangan bahwa seorang anak lebih suka diperlakukan
secara halus dan santun daripada dengan cara kasar. Rasulullah SAW pernah
mengingat: berhati-hatilah terhadap anak-anak, karena ia ibarat gelas yang
mudah pecah.
e.
Berbasis pada pandangan, bahwa anak-anak yang berada dalam usia
dini adalah anak-anak yang berada dalam usia bermain dan rekreatif.
f.
Strategi Islam dalam mendidik anak di usia dini dilakukan dengan
dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
8.
Metode, Pendekatan dan Model.
a.
Disesuaikan dengan visi, misi, tujan, dasar, prinsip, kurikulum dan
straegi pembelajaran sebagaimana tersebut di atas.
b.
Metode yang dapat digunakan antara lain: bermain, rekreatif,
karyawisata, berkrmah, drama, sandirwara, bercerita, dongeng, pemberian contoh,
bimbingan, peragaan, keteladanan, dan lainnya yang sesuai.
c.
Pendekatan yang dapt digunakan antara lain: pendekatan sosial,
budaya, agama, seni, ilmu pengetahuan, dan sebagainya yang dilakukan dengan
oendekatan (PAKEM) partisipasi, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan,
memotivasi dan lain sebagainya.
d.
Model yang dapt digunakan antara lain: model tematik, rihlah
dan sebagainya.
9.
Pendidik
Hrus
profesional, yaitu selain memiliki kompetensi akademik: bidang ilmu, keahlian,
keterampilan yang akan diberikan kepada peserta didik, juga harus memiliki
ompetensi penyampaian materi secara efektif (teaching and learning skill),
kompetensi sosial dan kejiwaan; serta kompetensi kepribadian: kasih sayang,
kelembutan, tanggung jawab, simpati, empati, cinta, pemaaf, sabar, pemaaf,
melindungi, mengayomi, ikhlas, murah senyum, menarik, simpatik, humoris,
telaten, bisa bercerita, teladan dan adil. Sifat-sifat yang demikian itu, pada
umumnya dimiliki oleh seorang ibu atau kaum wanita. Itulah sebabnya ajaran Islam
banyak memberikan perhatian tentang pentingnya seorang ibu yang shalehah,
berilmu, dan cerdas. Nabi SAW. Pernah mengatakan, bahwa wanita itu sendinya
Negara. Seorang ibu itu adalah tempat berlangsungnya pendidikan, jika engkau
berhasil membina ibu yang baik, maka berarti engkau telah membina generasi muda
baik pula.
10. Sarana
Prasarana dan pembiayaan
a.
Disesuaikan dengan perkembangan psikologis dan fisologis anak,
yaitu bangunan gedung dengan desain yang menarik bagi anak-anak; bangku dan
kursi yang disesuaikan dengan keadaan fisik anak; tata ruang dan warna cat yang
disukai anak; gambar-gambar yang menarik minat anak; bangunan yang kokoh dan
aman.
b.
Sarana prasarana pendidikan anak tidak terbatas pada sarana
prasarana yang ada disekolah, melainkan juga ingkungan, alam, dan kehidupan
sosial.
11. Lingkungan
Pendidikan
anak usia dini selain memperhatikan bakat, minat, dan fitrah yang di bawa sejak
lahir oleh anak didik, juga dipengaruhi oleh lingkungan rumah tangga, sekolah
dan masyarakat, serta bergantung kepada hidayah Allah SWT. Lingkungan
pendidikan anak dalam Islam, tak ubahnya sama seperti bertani: yakni selain
tersedia bibit yang unggul, tanah yang subur, cuaca yang baik, pupuk,
pengairan, pemeliharaan dan cara penanamannya yang benar, juga bergantung
kepada hidayah Allah SWT.
12. Evaluasi
a.
Dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, kognitif,
motorik, dan emosional anak didik.
b.
Dilakukan secara intergrated, yakni berbagai kemampuan
tersebut dapat disatukan dalam sebuah penilaiaan.
BAB II
KESIMPULAN
B.
Kesimpulan
Konsep pendidikan anak usia dini menurut isam bertolak menurut
pemahaman yang utuh dan konferehensip tentang
anak sebagai ciptaan Allah yang mulia dan memiliki berbagai keutamaan. Islam
memandang bahwa sebagai keutamaan yang dimiliki anak ini amat tergantung kepada
kemampuan orang tuanya dalam mendidik. Karena itu selain dapat menadi buah hati
yang menyejukan, seorang anak juga dapat menjadi fitnah dan musuh. Sehubungan
dengan itu Islam memiliki konsep dan strategi pendidikan anak usia dini yang
sistemik dan holistik, dengan titik tekan pada keprofesionalan pendidik, proses
belajar mengajar yang efektif, serta metode, pendekatan, dan strategi yang
cerdas.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abudin, 2012, Kapita Selekta Pendidikan Islam,
Jakarta, Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar