Senin, 25 November 2013

Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Islam

MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SELEKTA PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
AGUSWAN KHOTIBUL UMAM, M.Ag


Logo_STAIN_Jurai_Siwo_Metro_Lampung

Disusun oleh kelompok 9:
Ilham Fauzi                 (1283341)
Febrian Frestianda     (1283021)
Dani Setiawan                         (1282491)
Taufiq Ismail              (1284871)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN)
JURAI SIWO METRO LAMPUNG
TAHUN 2013




KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat taufik dan hidayah – Nya sehingga Penulisan Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah saya ini berjudul “Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Islam
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari Dosen Pembimbing bapak    serta berbagai bantuan dari  berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.

Wassalam,.......


Metro, 4 November 2013


Penulis









DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
BAB III KESIMPULAN...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN
         Terdapat sejumlah alasan mengapa Islam mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu, Islam datang ke dunia bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam keadaan dan situasi yang kacau, seperti masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, hukum, dan lain sebagainya. Agar tidak terulang kembali sehingga perlu ada solusi untuk mengatasinya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Islam
Konsep Islam tentang pendidikan Anak Usia Dini, bersifat sitemik, yaitu konsep yang ada di dalamnya terkandung beberapa komponen: visi, misi, tujuan, dasar, prinsip, kurikulum, pendidik, strategi proses belajar mengajar, institusi, strategi, sarana prasarana, pembiyaan, lingkungan, dan evaluasi, yang antara komponen satu dengan komponen lainnya saling berkaitan dan hubungan secara fungsional.
1.      Visi: menjadikan pendidikan anak usia dini sebagai sarana yang paling efektif dan strategis untuk membuat sumber daya manusia yang terbina potensi basyariyah (fisik-jasmaninya), insaniyah (mental-spiritual, rohani, akal, bakat, dan minatnya), al-naasyah (sosial kemasyarakatan) secara utuh menyeluruh.
2.      Misi:
a.       Menjadika anak yang saleh dan salehah baik secara basyariyah, insaniyah, dan al- anaasyah-nya.
b.      Menjadikan sebagai yang membahagiakan dirinya, agama, orang tua, masyarakat, negara, dan bangsanya. Bukan menjadi anak yang menjadi musuh dan bencana.
c.       Menjadikan anak yang beriman, bertaqwa, beribadah, dan berakhlak mulia.
d.      Menumbuhkan, memngarahkan, membina, dan membibimbing seluruh potensi dan kecerdasan anak: intelektual, spiritual, spasial, kinestesis, sosial, etika, dan estetika.
3.      Tujuan: Membentuk anak yang  beriman, berakhlak mulia, beramal shaleh, berilmu ppengetahuan dan berteknologi, berketerampilan, dan berpengalaman, sehingga ia menjadi orang yang mandiri, berguna bagi dirinya, agamanya, orang tuanya, negara, dan agama.
4.      Prinsip: Al-Qur’an, Al-Sunnah, peraturan dan ketetapan pemerintahan, tradisi dan kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Al-Quran, dan Al-Sunnah.
5.      Prinsip: universal, holistik, keseimbangan, dinamis, adil, egaliter, manusiawi, unggul, berbasis ilmu, dan riset, sesuai dengan fitrah, sesuai dengan perkembangan zaman flrksibel, visioner, dan terbuka yang di bangun atas dasar hubungan anatara manusia dan Allah .

6.      Kurikulum: a. Mengenal / mengimani Allah (akidah); b. Beribadah kepada Allah (ibadah); c. Berbuat baik kepada sesama manusia, alam raya dan makhlukAllah (akhlak); d. Mengenal dan mampu memanfaatkan alam ciptaan Allah (ilmu pengetahuan dan keterampilan); e. Mengenal bakat dan minat dan pengetahuan yang ada dalam dirinya. Hadis Rasulullah SAW. Yang menganjurkan agar anak didik diajarkan berenang, memanah dan menunggang kuda, baik dalam arti sesungguhnya ataupun kiasan.
7.      Strategi pembelajaran:
a.       Berbasis pada psikologi anak sesuai dengan perkembangan usianya anak (usia 2-6 tahun). Pada masa ini, anak sudah dapat dididik baik fisik, intelektual, emosianal, bahasa, sosial, bermain, dan kepribadiannya yang harus di sesuaikan dengan perkembangan jiwanya. Untuk ini pengetahuan seperkembangan jiwanya. Untuk ini pengetahuan secara mendalam tentang psikologis anak mutlak diperlukan.
b.      Berbasis pada pandangan bahwa anak masih dalam keadaan lemah, belum dapat menolong dirinya sendiri, butuh perlindungan, kasih sayang, belum dapat bertanggung jawab, dan seterusnya.
c.       Berbasis pada pandangan bahwa anak bukanlah manusia dewasa yang berbadan kecil, melainkan makhluk yang memiliki bakat, minat, kecenderungan dan lainnya yang belum tergali.
d.      Berbasis pada pandangan bahwa seorang anak lebih suka diperlakukan secara halus dan santun daripada dengan cara kasar. Rasulullah SAW pernah mengingat: berhati-hatilah terhadap anak-anak, karena ia ibarat gelas yang mudah pecah.
e.       Berbasis pada pandangan, bahwa anak-anak yang berada dalam usia dini adalah anak-anak yang berada dalam usia bermain dan rekreatif.
f.       Strategi Islam dalam mendidik anak di usia dini dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
8.      Metode, Pendekatan dan Model.
a.       Disesuaikan dengan visi, misi, tujan, dasar, prinsip, kurikulum dan straegi pembelajaran sebagaimana tersebut di atas.
b.      Metode yang dapat digunakan antara lain: bermain, rekreatif, karyawisata, berkrmah, drama, sandirwara, bercerita, dongeng, pemberian contoh, bimbingan, peragaan, keteladanan, dan lainnya yang sesuai.
c.       Pendekatan yang dapt digunakan antara lain: pendekatan sosial, budaya, agama, seni, ilmu pengetahuan, dan sebagainya yang dilakukan dengan oendekatan (PAKEM) partisipasi, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, memotivasi dan lain sebagainya.
d.      Model yang dapt digunakan antara lain: model tematik, rihlah dan sebagainya.
9.      Pendidik
Hrus profesional, yaitu selain memiliki kompetensi akademik: bidang ilmu, keahlian, keterampilan yang akan diberikan kepada peserta didik, juga harus memiliki ompetensi penyampaian materi secara efektif (teaching and learning skill), kompetensi sosial dan kejiwaan; serta kompetensi kepribadian: kasih sayang, kelembutan, tanggung jawab, simpati, empati, cinta, pemaaf, sabar, pemaaf, melindungi, mengayomi, ikhlas, murah senyum, menarik, simpatik, humoris, telaten, bisa bercerita, teladan dan adil. Sifat-sifat yang demikian itu, pada umumnya dimiliki oleh seorang ibu atau kaum wanita. Itulah sebabnya ajaran Islam banyak memberikan perhatian tentang pentingnya seorang ibu yang shalehah, berilmu, dan cerdas. Nabi SAW. Pernah mengatakan, bahwa wanita itu sendinya Negara. Seorang ibu itu adalah tempat berlangsungnya pendidikan, jika engkau berhasil membina ibu yang baik, maka berarti engkau telah membina generasi muda baik pula.
10.  Sarana Prasarana dan pembiayaan
a.       Disesuaikan dengan perkembangan psikologis dan fisologis anak, yaitu bangunan gedung dengan desain yang menarik bagi anak-anak; bangku dan kursi yang disesuaikan dengan keadaan fisik anak; tata ruang dan warna cat yang disukai anak; gambar-gambar yang menarik minat anak; bangunan yang kokoh dan aman.
b.      Sarana prasarana pendidikan anak tidak terbatas pada sarana prasarana yang ada disekolah, melainkan juga ingkungan, alam, dan kehidupan sosial.
11.  Lingkungan
Pendidikan anak usia dini selain memperhatikan bakat, minat, dan fitrah yang di bawa sejak lahir oleh anak didik, juga dipengaruhi oleh lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat, serta bergantung kepada hidayah Allah SWT. Lingkungan pendidikan anak dalam Islam, tak ubahnya sama seperti bertani: yakni selain tersedia bibit yang unggul, tanah yang subur, cuaca yang baik, pupuk, pengairan, pemeliharaan dan cara penanamannya yang benar, juga bergantung kepada hidayah Allah SWT.
12.  Evaluasi
a.       Dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, kognitif, motorik, dan emosional anak didik.
b.      Dilakukan secara intergrated, yakni berbagai kemampuan tersebut dapat disatukan dalam sebuah penilaiaan.



BAB II
KESIMPULAN
B.     Kesimpulan
Konsep pendidikan anak usia dini menurut isam bertolak menurut pemahaman  yang utuh dan konferehensip tentang anak sebagai ciptaan Allah yang mulia dan memiliki berbagai keutamaan. Islam memandang bahwa sebagai keutamaan yang dimiliki anak ini amat tergantung kepada kemampuan orang tuanya dalam mendidik. Karena itu selain dapat menadi buah hati yang menyejukan, seorang anak juga dapat menjadi fitnah dan musuh. Sehubungan dengan itu Islam memiliki konsep dan strategi pendidikan anak usia dini yang sistemik dan holistik, dengan titik tekan pada keprofesionalan pendidik, proses belajar mengajar yang efektif, serta metode, pendekatan, dan strategi yang cerdas.

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abudin, 2012, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta, Rajawali Pers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar