KISAH-KISAH
AL QUR’AN
Disusun
sebagai tugas kelompok mata kuliah ulumul qur’an
Dosen
Pengampu: Fathur Rohman, S.Th, M. Th
Disusun oleh:
KELOMPOK 12:
FEBRIAN FRISTIANDA (1283021)
GESTI AQMALINA (1283141)
ISMAIL ACHMAD(1170071)
PRODI/SEMESTER/KELAS: PAI /2/A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN )
JURAI SIWO METRO LAMPUNG
TAHUN 2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “KISAH-KISAH
QUR’AN”.
Penulisan makalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Ulumul Qur’an Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro.
Dalam penulisan
makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada
:
- Bapak Fathur Rahman, S.Th, M.Th selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini
- Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.
- Rekan-rekan semua khususnya di kelas A Pendidikan Agama Islam 2012.
- Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Dalam Penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Metro,
11 Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................
i
Daftar
Isi..........................................................................................................
ii
BAB
I : PENDAHULUAN.............................................................................
1
BAB
II: PEMBAHASAN...............................................................................
2
A.
Pengertian Kisah...................................................................................
2
B.
Macam-macam Kisah Dalam Qur’an....................................................
3
C.
Faedah Kisah-kisah dal Qur’an............................................................
3
D.
Pengulangan Kisah dan Hikmahnya.....................................................
4
E.
Kisah-kisah Dalam Qur’an Adalah Kenyataan, Bukan Khayalan........ 5
F.
Pengaruh Kisah-kisah Qur’an Dalam Pendidikan dan Pengajaran....... 7
BAB
III : KESIMPULAN..............................................................................
9
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an
adalah sumber hukum Islam yang paling sempurna. Di dalam Al-Qur’an terdapat
pula kisah-kisah sebagai gambaran mengenai perjalanan dan perjuangan Islam di
masa dahulu.
Kisah-kisah Al-Qur’an ini sangat
penting untuk kita ketahui karena disitu terdapat faedah-faedah di dalamnya.
Diantara faedah-faedah kisah-kisah di dalam Al-Qur’an adalah:
Mejelaskan
mengenai syariat-syariat yang dibawa oleh para Nabi terdahulu. Untuk lebih
memperkuat dan meneguhkan hati Rasulullah dan umatnya. Membuktikan kebenaran
atas Nabi-nabi terdahulu.
Menampakkan kebenaran Muhammad dalam
dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentan hal ihwal orang-orang terdahulu
di sepanjang kurun dan generasi.
Menyibak kebohongan ahli kitab dengan
hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan
menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebalum kitab itu diganti. Dan
masih banyak lagi faedah-faedah yang lain dari kisah-kisah Al-Qur’an.
Maka dari itu penting bagi kita untuk mengetahui
dan mempelajari mengenai kisah-kisah Al-Qur’an agar kita bisa lebih kuat dalam
memperjuangkan agama Allah. Oleh sebab itu pula disusunlah makalah ini, semoga
bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
KISAH-KISAH QUR’AN
A. PENGERTIAN KISAH
Kisah
berasal dari kata al-qassu yang
berarti mencari atau mengikuti jejak. Dikatakan: “قَصَصْتُ
أَثَرَهُ ”, artinya: “saya
mengikuti atau mencari jejaknya”. Kata al-qasas
adalah bentuk masdar. Firman Allah:
tA$s%y7Ï9ºs$tB$¨Zä.Æ÷ö7tR4#£s?ö$$sù#n?tã$yJÏdÍ$rO#uä$TÁ|Ás%
“Musa berkata: "Itulah (tempat) yang
kita cari". lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula” (al-Kahfi [18]:64). Maksudnya, kedua orang itu
kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana keduanya itu datang. Dan
firman-Nya melalui lisan ibu Musa:
ôMs9$s%ur¾ÏmÏG÷zT{ÏmÅ_Áè%(ôNuÝÇt7sù¾ÏmÎ/`tã5=ãZã_öNèdurwcrããèô±o
“Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara
Musa yang perempuan: "Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa
dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya” (al-Qasas [28]:11). Maksudnya, ikutilah jejaknya sampai kamu melihat siapa
yang mengambilnya.
Qasas berarti berita yang berurutan. Firman Allah:
¨bÎ)#x»yduqßgs9ßÈ|Ás)ø9$#,ysø9$#4$tBurô`ÏB>m»s9Î)wÎ)ª!$#4cÎ)ur©!$#uqßgs9âÍyèø9$#ÞOÅ3ysø9$#
“Sesungguhnya Ini adalah kisah yang benar,
dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah,
dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(Al-Imran [3]:62).
Dan
firman-Nya:
ôs)s9c%x.ÎûöNÎhÅÁ|Ás%×ouö9ÏãÍ<'rT[{É=»t6ø9F{$#3$tBtb%x.$ZVÏtn2utIøÿã`Å6»s9urt,ÏóÁs?Ï%©!$#tû÷üt/Ïm÷yt@ÅÁøÿs?urÈe@à2&äóÓx«YèdurZpuH÷quur5Qöqs)Ïj9tbqãZÏB÷sã
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah
cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman”(Yusuf [12]:111). Sedang al-qissah berarti urusan, berita,
perkara dan keadaan.
Qasas Al-Qur’an adalah pemberitaan Qur’an tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuat
(kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Qur’an
banyak mengandung ketertangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa,
keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan
semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona.
B. MACAM-MACAM KISAH DALAM
AL-QUR’AN
1. Kisah para Nabi. Kisah ini
mengandung dakwah mereka pada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat
dakwahnya, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan
perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai
dan glongan yang mendustakan. Misalnya kisah Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa,
Muhammad dan nabi-nabi serta rasul lainnya.
2. Kisah-kisah yang berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-orang yang
tidak dipastikan kenabiannya. Misalnya kisah orang yang keluar dari kampung
halaman, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mat, kisah Talut dan Jalut,
dua orang putera Adam, penghuni gua, Zulkarnain, Karun, orang-orang yang
menangkap ikan pada hari Sabtu (ashâbus
sabti), Maryam, Ashâbul Ukhdûd, Ashabul Fîl dan lain-lain.
3. Kisah-kisah yang terjadi pada
masa Rasulullah, seperti perang Badar dan perang Uhud dalam surah Ali ‘Imran,
perang Hunain dan Tabuk dalam surah at-Taubah, perang Ahzab dalam surah
al-Ahzab, hijrah, isra dan lain-lain.
C. FAEDAH KISAH-KISAH QUR’AN
Kisah-kisah
dalam Qur’an mempunyai banyak faedah. Berikut ini beberapa faedah terpenting di
antaranya:
1. Menjelaskan asas-asas dakwah
menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang dibawa leh para nabi:
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum
kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku” (al-Anbiya’ [21]:25).
2. Meneguhkan hati Rasulullah
dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin
tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan
para pembelanya.
“Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan
kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam
surat Ini Telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman.” (Hud
[11]:120).
3. Membenarkan nabi terdahulu,
menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan
pennggalannya.
4. Menampakkan kebenaran
Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentan hal ihwal
orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
5. Menyibak kebohongan ahli
kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka
sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebalum kitab
itu diganti. Misalnya firman Allah:
“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil
melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’kub) untuk dirinya sendiri
sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: (Jika kamu mengatakan ada makanan
sebelum Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah ia jika kamu orang-orang
yang benar.” (Ali ‘Imran [3]:93).
6. Kisah termasuk salah satu
bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan
pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa. Firman Allah:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Yusuf [12]:111).
D. PENGULANGAN KISAH DAN
HIKMAHNYA
Qur’an
banyak mengandung berbagai kisah yang diungkapkan berulang-ulang diberbagai
tempat. Sebuah kisah terkadang berulang kali disebutkan dalam Qur’an dan
dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Di satu tempat ada
bagian-bagian yang didahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula
terkadang dikemukakan secara ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar,
dan sebagainya. Di antara hikmahnya adalah:
1) Menjelaskan ke-balâgah-an Qur’an dalam tingkat paling
tinggi. Sebab di antara keistimewaan balagah adalah mengungkapkan sebuah makna
dalam berbagai macam bentuk yang berbeda. Dan kisah yang berulang itu
dikemukakan di setiap tempat dengan uslub yang berbeda satu dengan yang lain
serta dituangkan dalam pola yang berlainan pula, sehingga tidak membuat orang
merasa bosan karenanya, bahkan dapat menmbah kedalam jiwanya makna-makna baru
yang tidak didapatkan di saat membacanya di tempat yang lain.
2) Menunjukkan kehebatan
mukjizat Qur’an. Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susuna
kalmat di mana salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan
Arab, merupakan tantanga dahsyat dan bukti bahwa Qur’an itu datang dari Allah.
3) Memberikan perhatian besar
terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa.
Hal ini karena pengulangan merupakan salah satu cara pengukuhan dan indikasi
betapa besarnya perhatian. Misalnya kisah Musa dengan Firaun. Kisah ini
menggambarkan secara sempurna pergulatan sengit antara kebenaran dengan
kebatilan. Dan sekalipun kisah itu sering diulang-ulang, tetapi pengulangannya
tidak pernah terjadi dalam sebuah surah.
4) Perbedaan tujuan yang
karenanya kisah itu diungkapkan. Maka sebagian dari makna-maknanya diterangkan
disuatu tempat, karena hanya itulah yang diperlukan, sedang makna-makna lainnya
dikemukakan ditempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.
E. KISAH-KISAH DALAM QUR’AN
ADALAH KENYATAAN, BUKAN KHAYALAN
Qur’an
diturunkan dari sisi Yang Mahapandai, Mahabjaksana. Dalam berita-berita-Nya
tidak ada kecuali yang sesuai dengan kenyataan. Apabila orang-orang terhormat
di kalangan masyarakat enggan berkata dusta dan menganggapnya sebagai perbuatan
hina paling buruk yang dapat merendahkan martabat kemanusiaan, maka bagaimana
seorang yang berakal dapat menghubungkan kedustaan kepada kalam Yang Mahamulia
dan Mahaagung?
Allah
adalah Tuhan Yang Hak:
“(Kuasa Allah) yang demikianitu, adalahKarenaSesungguhnya Allah, Dialah
(Tuhan) yang HaqdanSesungguhnyaapasaja yang merekaseruselaindari Allah, Itulah
yang batil, danSesungguhnya Allah, dialah yang MahaTinggilagiMahabesar.” (al-Hajj [22]:62).
Dia mengutus Rasul-Nya dengan hak
pula:
“Sesungguhnya kami mengutuskamudenganmembawakebenaran (hak) sebagaipembawaberitagembiradansebagaipemberiperingatan.”
(Faathir [35]:24),
“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al Quran) Itulah
yang benar dan yang hak, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha mengetahui lagi Maha melihat (keadaan)
hamba-hamba-Nya.” (Faathir
[35]:31),
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu
dengan (membawa) kebenaran dari Tuhan-mu, maka berimanlah kamu, itulah yang
lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan
Allah sedikitpun) Karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah
kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (an-Nisaa’ [4]:170),
“Dan Kami telahturunkankepadamu Al Quran
denganmembawakebenaran (hak).” (al-Ma’idah [5]:48), dan
“Dan Kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu adalah benar.” (ar-Ra’d [13]:1).
Dan semua yang dikisahkan Allah dalam
Qur’an adalah hak pula:
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.” (al-Kahfi [18]:13), dan
“Kami membacakan kepadamu sebagian dari ksah Musa dan Firaun dengan benar
(hak).” (al-Qasas [28]:3).
F. PENGARUH KISAH-KISAH QUR’AN
DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Tidak
diragukan lagi bahwa kisah yang baik dan cermat akan digemari dan menembus
relung jiwa manusia dengan mudah. Segenap perasaan mengkuti alur kisah tersebut
tanpa merasa jemu atau kesal, serta unsur-unsurnya dapat dijelajahi akal
sehingga ia dapat memetik dari keindahan tamannya aneka ragam bunga dan
buah-buahan.
Pelajaran
yang disampaikan dengan metode talqîn dan
ceramah akan menimbulkan kebosanan, bahkan tidak dapat diikuti sepenuhnya oleh
generasi muda kecuali dengan sulit dan berat serta memerlukan waktu yang cukup
lama pula. Oleh karena itu, maka uslub qasasi
(narasi) sangat bermanfaat dan mengandung banyak faedah. Pada umumnya, anak-anak
suka mendengarkan cerita-cerita, memperhatikan riwayat kisah, dan ingatannya
segera menampung apa yang diriwayatkan kepadanya, kemudian ia menirukan dan
mengisahkannya.
Fenomena
fitrah kejiwaan ini sudah seharusnya dimanfaatkan oleh para pendidik dalam
lapangan pendidikan, khususnya pendidikan agama yang meupakan inti pengajaran
dan soko guru pendidikan.
Dalam
kisah-kisah qur’aini terdapat lahan subur yang dapat membantu kesuksesan para
pendidik dalam melaksanakan tugasnya dan membekali mereka dengan bekal
kependidikan berupa peri hidup para nabi, berita-berita tentang umat dahulu, sunnatullah dalam kehidupan masyarakat
dan hal ihwal bangsa-bangsa. Dan semua itu dikatakan dengan benar dan jujur.
Para pendidik hendaknya mampu menyuguhkan kisah-kisah qur’aini itu dengan uslub
bahasa yang sesuai dengan tingkat nalar pelajar dalam segala tingkatan.
Sejumlah kisah keagamaan yang disusun oleh Ustad Sayid Qutub dan Ustad
as-Sahhar telah berhasil memerikan bekal bermanfaat dan berguna bagi anak-anak
kita, dengan keberhasilan yang tiada bandingnya. Demikian pila al-Jarim telah
menyajikan kisah-kisah qur’aini dengan gaya sastra yang indah dan tinggi, serta
lebih banyak analisis mendalam. Alangkah baiknya andaikata orang lain pun
mengikuti dan meneruskan metode pendidikan baik ini.
BAB III
KESIMPULAN
Kisah berasal dari kata al-qassu yang berarti mencari atau
mengikuti jejak. Dikatakan: “قَصَصْتُ أَثَرَهُ ”, artinya: “saya mengikuti atau mencari
jejaknya”.
Macam-macam kisah dalamAl-Qur’an
-
Kisah para Nabi.
-
Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya
-
Kisah-kisah yang terjadi pada masa Rasulullah
Faedah-faedah kisah Qur’an
-
Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok
syari’at yang dibawa leh para nabi
-
Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah
-
Membenarkan nabi terdahulu
-
Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya
-
Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan
dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab
mereka sendiri sebalum kitab itu diganti
-
Kisah termasuk salah satu bentuk sastra
Sesungguhnya kisah-kisah yang terdapat dalam
Al-Qur’an adalah benar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna’ Khalil, 2011, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor,
Litera AntarNusa Halim Jaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar